ORANG ASING CURHAT PADAKU
Kalau kau pikir dirimu masih waras, kau tak akan melakukan hal seperti ini. Pertama, kau menyelamatkan orang asing yang tidak kau kenal. Kedua, karena hal itu kau jadi terlibat masalah yang cukup rumit.
Usai ujian praktek renang, aku berjalan ke ruang ganti perempuan bersama teman-teman. Tapi terjadi kecelakaan kecil yang membuatku terlambat ganti baju. So, I’m a lonely girl. Selesai ganti baju, saat akan membuka pintu, ”gedebuk” kepalaku serasa dihantam pintu kayu bercat hijau cerah yang sangat marah.
Seorang asing-tepatnya cowok lima belas tahunan,berkulit putih, rambut hitam, mata cokelat, serta bintik-bintik tersebar di sekitar hidung mancungnya -dengan tergesa-gesa masuk dan langsung membekap mulutku. Sementara menutup pintu dia berbisik,”hey tenanglah aku bukan orang jahat atau sejenisnya. Dia bisa mendengar kita kalau kau terus meronta.”
Aku berhenti melawan,dia melepaskanku,”kau tiba-tiba menubrukku dengan pintu lalu membekap mulutku. Jadi bagaimana aku bisa memaksa otakku untuk menganggap mu bukan orang jahat?!”.
Cowok itu kelihatan gelisah, ”rendahkan suaramu, dia bisa mendengar kita.”
“siapa?”
“aku Luke. Dan kalau kau Tanya siapa yang mengejarku, dia adalah pria sinting maniak harta. Dan aku tentunya tidak bisa pilih-pilih tempat sembunyi.”
Aku memerhatikan si cowok asing dan berpikir sesaat, dia tidak kelihatan seperti orang jahat malah ia kelihatannya butuh bantuan. “baiklah, kalau begitu serahkan saja padaku.”
“apa yang akan kau lakukan?” cowok itu menatapku tajam.
“kau harus percaya padaku.”
Aku membuka pintu. Dihadapan ku berdiri pria gendut setengah baya, berpakaian layaknya seorang seniman dengan janggut dan kumis terpangkas rapi, serta rambut ikal berminyak di bawah topi pelukis merah yang dipakainya. Aku memasang tampang heran dan tanpa dosa kea rah si pria seniman. Tatapannya kasar, tapi ia bicara dengan suara lembut yang dibuat-buat,”ya, gadis kecil?”
“paman berdiri tepat di depan pintu keluar, paman menghalangi jalan keluar ku. Paman juga kelihatan bingung.”
Dia sepertinya bukan penjahat professional, malah tampak sedikit bodoh dan linglung.
“aku sedang mencari bocah lima belas tahunan, tingginya sekitar 163 cm, apa kau melihatnya, nona?”
Aku pura-pura kaget,”jadi paman mencari cowok itu?...tadi dia mencoba menerobos ruang ganti ini tapi tidak berhasil. Saya melihatnya berlari ke arah ruang ganti laki-laki.”
“trims.” Katanya sambil berlari masuk ke ruang ganti di sebelah ku.
“dumb” pikirku.
Setelah pria itu masuk, aku berlari dan menggembok pintu ruang ganti laki-laki lalu kembali ke ruang ganti perempuan dan memberi tau Luke bahwa keadaan sudah aman.
“kenapa kau membantuku? Apa kau sadar kau akan terlibat masalah?”
“tentu saja.”
“lalu?
“pertama, kupikir kau orang baik dan paman tadi orang jahat. Kedua, aku berfirasat akan memperoleh setidaknya cerita yang menarik.”
Dia mendengus,”memangnya seberapa yakin kau akan hal itu? Alasanmu sangat konyol.”
“oh, konyol ya? Nah, kalau kau tak mau bercerita aku akan teriak sekarang agar satpam menangkapmu karena berusaha menerobos ruang ganti cewek.”
Dia menyeringai licik,”bagaimana kalau kulempar ponsel ini?”
“oh tidak, ponselku… bagaimana kau…?”aku benci kalau orang mengancamku menggunakan ponselku. ”tolong…! dia mencuri pons__”dia membekap mulutku lagi.
“baiklah” katanya setengah jengkel, ”kenapa aku bisa bertemu orang sepertimu di dunia yang luas begini?
“karena aku bisa menyelamatkanmu, bodoh.”
Kami berjalan ke café terdekat.
Suasananya hangat dan sederhana seperti café biasa tempat nongkrong para remaja, untuk belajar, mengobrol, atau hanya untuk mencicipi nachonya yang sangat terkenal. Semua perabotan terbuat dari kayu yang di pernis, hampir kemanapun mata memandang yang didapati cuma nuansa coklat kecuali jam dinding Garfield nya yang berwarna jingga menyolok. Jarum jam menunjukkan pukul tiga lewat delapan menit.
“omo~!” aku ingat harus menemui teman-temanku di sekolah untuk mengurus ujian praktek seni budaya kami, dan aku terlambat.
“mereka akan membunuhku.”
“mmm?” Tanya Luke bengong.
“aku harus pergi, kau masih berhutang sebuah cerita pada ku” kataku sambil bergegas pergi.
“woii, bagaiman aku bisa melunasinya sedangkan aku tak kenal kau. Tahu namamu saja tidak.
Dari jauh aku berteriak “namaku Thalia. Ketemu disini besok jam sepuluh.”
* * *
Setelah bangun tidur, cukup banyak yang dapat dilakukan sebelum pukul 10.00. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 09.30, aku berangkat dan sampai tepat pukul 10.00 di café tempat aku dan Luke akan bertemu.
Aku melihat Luke duduk di belakang sebuah meja dekat aquarium berisi batu dan air,dan menghampirinya,”kau sudah lama?” aku bertanya.
“sekitar lima menit yang lalu”
Kami memesan satu original nacho, satu smoothy strawberry, dan satu air mineral.
“nah, kau bisa mulai cerita” tukas ku.
“OK, Pria yang kemarin mengejarku adalah cucu dari sahabat kakek buyutku. Dia mengejarku karena-bagaimana aku bisa yakin percaya padamu?”
Aku mengangkat bahu,” kau bisa lanjutkan kalau kau mau atau terserah saja. Tapi kau tetap harus mengarangkan sebuah cerita untukku, mengingat aku sudah mengorbankan waktu dan tenagaku yang berharga. Lagi pula, aku tidak menempatkan diriku ke dalam masalah cuma buat mendengar cerita pengantar tidur yang membosankan. jadi karanglah cerita yang bagus dan menantang.”
Dia menatap lurus seakan sedang meng~X-Ray ku. Lumayan lama sampai akhirnya dia kembali berada di belakang meja berpelitur di Cat’s café.
“Kau tahu, banyak orang akan merasa gugup kalau ada orang yang baru kau kenal mencoba menembusmu seperti yang tadi kulakukan. Jadi kenapa kau harus berbeda?”
“Tapi ada segelintir orang yang tak terpengaruh, jadi kenapa aku tak boleh masuk kelompok mereka?”
Dia mengangkat bahu, “aku sudah terlanjur, kan?”katanya bergetar. ”Jam tangan ini adalah penyebabnya.”dia menunjukkan sebuah arloji yang sungguh super keren berwarna hitam mengilap.”jam tangan ini diciptakan kakek buyutku__”mungkin dia melihat alisku terangkat,”tentu saja dulu tampilannya sangat sederhana__”
Dengan alis masih terangkat,aku berkata,”apa keistimewaannya?”
“ Proyeksi hologram, penerangan, penyimpan data rahasia, keycard portal,”dia mencondongkan tubuhnya begitu dekat denganku,”peta harta karun”katanya dramatis.”sejujurnya aku masih mecari tahu fitur lainnya.”
Alisku terangkat makin tinggi,”kakek buyutmu jauh melampaui zaman,ya?karena dengan teknologi yang berkembang saat ini pun tak akan dapat menyamai penciptaan kakek buyutmu itu.” Tukasku sarkastis.
“Kakek buyutku punya idenya, dan membuat model awal. Kakekku memodifikasinya. Yang ada di depan mu sekarang baru selesai akhir tahun 2010.” Balasnya sinis.
“Menurutmu, darimana paman itu bisa tau jam ini punya peta harta karun?”
“Dia membaca surat kakekku.”
Aku mengerutkan kening.
“Begini, paman itu namanya Jack. Dia cucu rekan kerja kakekku, kakeknya membantu kakekku di bidang financial-dia kaya. Jadi jam tangan ini secara tak langsung juga miliknya. Sebelum kakek Jack meninggal, dia menandatangani surat wasiat yang menyatakan kalau dia menyerahkan seluruh kekayaannya untuk kemajuan teknologi dan perkembangan penddidikan. Kecuali sebuah perkebunan buah serta pondoknya-dia mewariskan kedua benda itu pada ayah Jack. Katanya, dia ingin anaknya merasakan lezatnya makanan yang didapatkan dari cucuran keringatnya sendiri-begitu kata kakekku.
“ Yang benar saja, kalau kakekku berani menulis surat wasiat seperti itu, takkan kubiarkan dia pergi sebelum mengubah isinya.” luke mengangkat bahu, ”bagaimanapun aku benar, anak malang itu akhirnya bangkrut dan membakar seluruh lahan perkebunannya karena frustasi. Tapi dia masih sempat membekali anaknya dengan kehlian yang cukup berguna.”
Luke menyeringai.
“keahlian apa?” tanyaku curiga.
“Menipu” jawabnya santai.”Aku baru mengetahuinya beberapa bulan lalu, waktu dia datang ke rumah kami meminta pekerjaan pada kakekku. Dia bilang dia tak tau harus tinggal dimana dan dia butuh pekerjaan. Padahal sebenarnya dia mengincar jam tangan ini, dia pikir kalau dia menjualnya dia akan kaya hanya dengan itu. Tapi dia malah menemukan surat yang ditulis kakek untukku, surat itu bahkan belum diberikan padaku.”
“ Lalu,kapan akhirnya kau membacanya?”
“ Dua hari setelah kakekku menghilang.”
“ Menghilang?” tanyaku yakin kalau aku salah dengar.
“ He-eh, dia bilang dia pergi membeli pasta gigi dan wuush~ dia terdampar di antah berantah.”
Melihat ekspresinya aku tahu terkadang lebih mudah menerima fakta yang menyakitkan kalau kita menjadikannya sebagai lelucon, seakan hal itu memang cuma omong kosong.
“bagaimana orangtuamu menghadapi fakta ini?”
“Ibuku, lumayan sulit menerimanya, tapi dia selalu percaya kakek akan kembali suatu saat nanti.”
“Ayahmu?kutebak dialah pewaris Calbrave”
“Entahlah, orang tuaku bercerai sejak aku masih kecil sekali.”
Aku merasa tak enak telah menanyakannya.”uh, maafkan aku” kataku samar.
“Nggak apa-apa kok. Aku khawatir aku nggak mengenal ayahku lebih baik dari kau. Tapi mengingat kakekku mengusirnya dari rumah, kurasa dia tidak cukup berkelakuan baik. Walaupun kakek selalu bilang alasannya karena ayahku tidak bisa memasak selezat ibuku.”
Aku tersenyum. ”Bagaimana kau dapatkan suratnya?apa isinya?”
“Jack meninggalkannya begitu saja.”
Bukannya menjawab pertanyaan keduaku Luke malah mengeluarkan secarik kertas yang dilipat kecil dari saku celana jinsnya dan menyodorkannya padaku.
Ku buka kertas itu dengan hati-hati. Isinya-seperti yang sudah kuduga-surat dari kakek Luke.
Dear Luke,
Hello ,nak. Sebelum kau lanjutkan membaca surat ini, sebaiknya kau mencari café terdekat dan pesanlah segelas coklat . Dan kau jelas tetap harus mematuhi kata-kataku sekalipun aku tak di sana,nak. Duduklah dengan santai dan lanjutkan membaca. Begini, aku tau kau mungkin berfikir kalau ini hanya omong kosong yang sengaja kuciptakan agar aku bisa terbebas sejenak dari gangguanmu karena kau akan sibuk mencari harta karun permen dan lollipop tersembunyi, dengan peta fiktif yang kukarang untukmu. Tapi kali ini aku sangat serius. Jam tangan yang kuberikan padamu, sebaiknya kau masih menjaganya baik-baik karena kali ini jam tangan itulah petanya. Benda itu juga berfungsi sebagai keycard portal.
NB : Bibi Rossie memintamu mengeluarkan kecoak yang bersarang di bawah meja dapur tetangganya.
Kakekmu
“Kalimat terakhir adalah petunjuk tersamar,kan?” tanyaku sudah menduga jawabannya.
“Yeah. Di surat selanjutnya dia bilang sangat penting baginya aku melakukan pencarian ini.”
“Lalu?”
“Apa?”
“Kenapa tak kau lakukan?”
Luke tertawa renyah.
“ Apa kau kira hartanya tersembunyi di Hawai.”
“ Bagus kalau iya.”
“ Masalahnya,dia menyuruhku ke tempat yang nggak akan kau temukan di peta. Dan jelas nggak akan kau capai dengan pesawat apalagi mobil.”
“ Nggak mungkin kakekmu menyuruh cucunya sendiri pergi ke tempat seperti itu.”
“ Siapa bilang aku akan pergi sendirian. Aku harus membawa dua orang teman untuk melewati portalnya.” terdengar lega dengan perkataannya.
“Apakah kau sudah menemukan mereka?”
“Belum.”
Aku masih belum percaya dengan apa yang tengah aku pikirkan, sebaiknya kupikirkan dulu. Jadi aku hanya berkata,”Begitu,ya? Minta nomermu.” dan beranjak dari tempat dudukku.
* * *
This is my first story.so,please leave critique and advice...
BalasHapus